Lisa Su: Transformasi AMD ke Puncak Industri Semikonduktor

Lisa Su, CEO AMD, dikenal sebagai pemimpin visioner yang sukses membawa AMD menjadi pemain utama industri semikonduktor.
CEO Advanced Micro Devices (AMD), Lisa Su. Foto: amd.com

GoJakarta - Dalam dunia teknologi, jarang ada nama yang begitu mencolok seperti Lisa Su, sosok yang mengubah wajah Advanced Micro Devices (AMD) dari perusahaan yang terpuruk menjadi salah satu pemimpin industri semikonduktor global. Kepemimpinannya tidak hanya menginspirasi, tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang keberanian mengambil risiko dan inovasi tanpa henti.

Tantangan di Awal Kariernya di AMD

Lisa Su, seorang insinyur berpengalaman dengan latar belakang yang kaya di bidang teknologi, memulai perjalanan di AMD pada tahun 2012 sebagai Senior Vice President. Kala itu, AMD menghadapi tantangan besar: utang yang menggunung dan persaingan ketat dari Intel dan NVIDIA. Pada 2014, ia ditunjuk sebagai CEO di tengah krisis yang mengancam keberlangsungan perusahaan.

Lisa Su, CEO AMD, dikenal sebagai pemimpin visioner yang sukses membawa AMD menjadi pemain utama industri semikonduktor.
CEO Advanced Micro Devices (AMD), Lisa Su. Foto: amd.com

Satu hal yang membedakan Lisa Su adalah keberaniannya membuat keputusan yang tidak populer namun diperlukan. Ia segera memprioritaskan restrukturisasi besar-besaran dengan fokus pada tiga aspek utama: menciptakan produk berkualitas, membangun kembali kepercayaan konsumen, dan menyederhanakan operasional perusahaan. Strategi ini menjadi fondasi transformasi AMD.

Lompatan Teknologi: Arsitektur Zen

Keputusan Su untuk berinvestasi besar-besaran dalam pengembangan arsitektur cip baru yang dinamakan Zen adalah langkah yang menentukan. Diluncurkan pada 2017, Zen membawa perubahan signifikan dalam performa prosesor AMD, menawarkan kecepatan hingga 50% lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya. Inovasi ini berhasil mengembalikan kepercayaan konsumen dan pelaku industri terhadap AMD.

Baca Juga: iPhone 16 dan Drama Sertifikasi di Indonesia: Kapan Bisa Dibeli?

Zen menjadi dasar berbagai produk andalan AMD, seperti seri prosesor Ryzen yang mendobrak dominasi Intel di pasar komputer pribadi dan workstation. Tidak hanya itu, cip EPYC yang berbasis Zen juga menjadi pilihan utama untuk data center, menjalin kemitraan strategis dengan perusahaan teknologi besar seperti Google Cloud dan Amazon Web Services.

Mengalahkan Intel: Momentum Bersejarah

Pada Februari 2022, AMD mencatat sejarah dengan kapitalisasi pasar yang melampaui Intel untuk pertama kalinya. Prestasi ini menunjukkan bagaimana strategi Lisa Su membawa AMD dari posisi bawah ke puncak persaingan industri. Dengan fokus pada efisiensi dan diversifikasi produk, AMD berhasil merebut pangsa pasar yang sebelumnya dimonopoli oleh Intel.

Prosesor AMD Ryzen AI PRO 300 Series, inovasi terbaru untuk mendukung teknologi AI.
AMD Ryzen AI PRO 300 Series. Foto: AMD

Akuisisi Xilinx senilai 48,8 miliar dolar AS pada tahun yang sama menjadi bagian penting dari strategi AMD. Xilinx, yang dikenal sebagai produsen prosesor programable, memperkuat portofolio AMD dalam bidang kecerdasan buatan (AI) dan komputasi kinerja tinggi. Langkah ini mempertegas posisi AMD sebagai inovator teknologi.

Tantangan Baru di Era Kecerdasan Buatan

Dengan cepatnya perkembangan teknologi AI, Lisa Su kini menghadapi tantangan baru untuk memastikan AMD tetap relevan. Belanja riset dan pengembangan perusahaan yang hampir mencapai 5 miliar dolar AS menunjukkan komitmen AMD dalam menguasai pasar ini. Salah satu proyek ambisiusnya adalah membangun superkomputer tercepat di dunia di Oak Ridge National Laboratory, Tennessee, yang menjadi etalase teknologi cip AI AMD.

Superkomputer di Oak Ridge National Laboratory, menunjukkan kemampuan teknologi cip AI AMD.
Superkomputer di Oak Ridge, Foto: wikipedia

Meski begitu, persaingan dengan NVIDIA tetap menjadi tantangan besar. NVIDIA telah mengukuhkan dirinya sebagai pemimpin pasar GPU, terutama dalam mendukung aplikasi AI seperti chatbot dan model bahasa besar (LLM). Namun, Lisa Su optimis bahwa dengan strategi inovasi yang konsisten, AMD dapat terus bersaing dan bahkan memperluas pangsa pasar di sektor ini.

Filosofi Kepemimpinan yang Menginspirasi

Di balik kesuksesannya, filosofi kepemimpinan Lisa Su menjadi faktor kunci. Ia percaya bahwa inovasi harus selalu didasarkan pada kebutuhan konsumen dan tren pasar. Dengan pendekatan yang kolaboratif, Su berhasil membangun budaya kerja di AMD yang mendorong kreativitas dan eksekusi cepat.

Baca Juga: YouTube Tindak Tegas Thumbnail Clickbait, Fokus Edukasi Kreator

Lisa Su juga menjadi contoh nyata tentang pentingnya representasi perempuan dalam dunia teknologi. Sebagai CEO wanita di industri yang didominasi laki-laki, ia tidak hanya mematahkan stereotip, tetapi juga membuka jalan bagi generasi berikutnya untuk bermimpi lebih besar.

AMD di Masa Depan

Melangkah ke depan, Lisa Su dan AMD dihadapkan pada tantangan untuk mempertahankan momentum di pasar yang terus berubah. Dengan fokus pada inovasi berkelanjutan dan kemitraan strategis, AMD memiliki peluang besar untuk tetap menjadi pemain utama di era AI dan teknologi komputasi masa depan.

Bagi Lisa Su, perjalanan ini bukan hanya tentang angka dan penghargaan, tetapi juga tentang menciptakan warisan yang bertahan lama. "Misi kami adalah terus membangun teknologi yang mendukung masa depan," ungkapnya dalam salah satu wawancara. Dengan visi tersebut, AMD tampaknya siap menghadapi apa pun yang ada di depan


Lebih baru Lebih lama